Gue dan Makanan
Salah satu yang jadi pusat perhatian di hari-hari sekitar hari raya Lebaran-Natal ini adalah soal makanan. (He..he.. Nggak kok, saya nggak gembul seperti bapak ini. Just a joke ya nDa, jangan marah.).
Pertama, selain ritual ibadah, makanan telah jadi asesoris yang tidak boleh terlupakan di setiap rumah. Inget lebaran, pasti terbayang ketupat atau lontong dengan opor ayamnya. Pas Natal, pasti ingat rupaneka kue di atas meja tamu.
Kedua, pas Lebaran, banyak orang yang mudik. Nah, biasanya saat itulah terjadi kepanikan soal urusan perut ini, karena si juru masak dan pembantu tidak ada di rumah. Mau belanja bahan makanan, kios-kios di pasar juga ikutan tutup. Buat yang kos juga demikian, saat lebaran, warteg apalagi warung Padang langsung jadi barang langka. Warung Indomie juga tutup, wong semua juga ikutan mudik bareng perusahaan ini.
Bicara soal makanan kesukaan, my most favourite adalah coklat!!! Tapi, saya juga suka pempek dan otak-otak, juga suka kerupuk udang, kemplang, es krim, black forest cake, capcay, gado-gado, bakso, mie ayam,.... (lho, kok jadi banyak begini). Kadang-kadang saya tersugesti, bahwa coklat bisa 'menyelesaikan' banyak masalah saya. Pusing kepala, ngemil coklat saja. Lagi lembur kerjaan, cari coklat. Nggak bisa tidur, minum susu coklat dulu. Makanya, sekarang saya rada-rada panik, karena putri saya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda suka coklat, bahkan di usia yang demikian dini.... waduh..!! Bakal saingan neehh..
Bicara soal makanan, pengaruh terbesar justru bukan dari para juru masak. Saya justru perlu berterima kasih pada Prof. Umar Kayam, seorang budayawan terkenal Inonesia. Lewat bukunya Mangan Ora Mangan Kumpul, dia mampu menggiring pembaca untuk ikut "menikmati" makanan yang disantap oleh para tokoh dalam karyanya itu!! Gara-gara beliau, saya jadi menyukai makanan yang dulu kurang saya sukai, misalnya gudeg dan juga bakmi godog ala Yogya. Saya jadi bisa menikmati hampir setiap makanan yang saya santap, karena beliau telah menjelaskan cara-caranya.
Makanan yang kurang saya sukai? Mohon maaf (saya tahu banyak yang tidak setuju), makanan itu adalah sambal dan cabe!!! Padahal saya tumbuh di lingkungan orang-orang yang suuukaaa banget sama cabe dan pedas. Alasan saya sederhana sih: sejak kecil saya tidak suka nangis. Dan dulu saya berpikiran, bahwa kalau makan makanan yang pedas, kita akan menitikkan air mata alias menangis!! Huakhakhakha....masuk akal kan... Satu lagi, saya terkadang kurang suka makan-makanan hewani yang bentuk badannya masih kelihatan.... he..he.. Tau sendiri lah, misalnya jika kita makan ayam dan ternyata masih jelas banget kalau itu adalah ceker ayam atau kepala ayam... Tapi, memang sekarang saya mulai mengurangi makan daging sih. So, what's your favourite food?
Salah satu yang jadi pusat perhatian di hari-hari sekitar hari raya Lebaran-Natal ini adalah soal makanan. (He..he.. Nggak kok, saya nggak gembul seperti bapak ini. Just a joke ya nDa, jangan marah.).
Pertama, selain ritual ibadah, makanan telah jadi asesoris yang tidak boleh terlupakan di setiap rumah. Inget lebaran, pasti terbayang ketupat atau lontong dengan opor ayamnya. Pas Natal, pasti ingat rupaneka kue di atas meja tamu.
Kedua, pas Lebaran, banyak orang yang mudik. Nah, biasanya saat itulah terjadi kepanikan soal urusan perut ini, karena si juru masak dan pembantu tidak ada di rumah. Mau belanja bahan makanan, kios-kios di pasar juga ikutan tutup. Buat yang kos juga demikian, saat lebaran, warteg apalagi warung Padang langsung jadi barang langka. Warung Indomie juga tutup, wong semua juga ikutan mudik bareng perusahaan ini.
Bicara soal makanan kesukaan, my most favourite adalah coklat!!! Tapi, saya juga suka pempek dan otak-otak, juga suka kerupuk udang, kemplang, es krim, black forest cake, capcay, gado-gado, bakso, mie ayam,.... (lho, kok jadi banyak begini). Kadang-kadang saya tersugesti, bahwa coklat bisa 'menyelesaikan' banyak masalah saya. Pusing kepala, ngemil coklat saja. Lagi lembur kerjaan, cari coklat. Nggak bisa tidur, minum susu coklat dulu. Makanya, sekarang saya rada-rada panik, karena putri saya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda suka coklat, bahkan di usia yang demikian dini.... waduh..!! Bakal saingan neehh..
Bicara soal makanan, pengaruh terbesar justru bukan dari para juru masak. Saya justru perlu berterima kasih pada Prof. Umar Kayam, seorang budayawan terkenal Inonesia. Lewat bukunya Mangan Ora Mangan Kumpul, dia mampu menggiring pembaca untuk ikut "menikmati" makanan yang disantap oleh para tokoh dalam karyanya itu!! Gara-gara beliau, saya jadi menyukai makanan yang dulu kurang saya sukai, misalnya gudeg dan juga bakmi godog ala Yogya. Saya jadi bisa menikmati hampir setiap makanan yang saya santap, karena beliau telah menjelaskan cara-caranya.
Makanan yang kurang saya sukai? Mohon maaf (saya tahu banyak yang tidak setuju), makanan itu adalah sambal dan cabe!!! Padahal saya tumbuh di lingkungan orang-orang yang suuukaaa banget sama cabe dan pedas. Alasan saya sederhana sih: sejak kecil saya tidak suka nangis. Dan dulu saya berpikiran, bahwa kalau makan makanan yang pedas, kita akan menitikkan air mata alias menangis!! Huakhakhakha....masuk akal kan... Satu lagi, saya terkadang kurang suka makan-makanan hewani yang bentuk badannya masih kelihatan.... he..he.. Tau sendiri lah, misalnya jika kita makan ayam dan ternyata masih jelas banget kalau itu adalah ceker ayam atau kepala ayam... Tapi, memang sekarang saya mulai mengurangi makan daging sih. So, what's your favourite food?