Seni yang Berkualitas
Baru saja saya mampir ke velasella. Dia baru saja main-main ke seattle art museum (sam), menyaksikan artis favourite-nya Frida Kahlo di special exibition mexican moderism. Tidak bisa dipungkiri, bahwa saya demikian tertinggal dalam updating pengetahuan tentang contemporary art. Banyak seniman yang saya "kenal" (dalam tanda kutib) justru setelah mereka sangat populer. Saya merindukan kesempatan seperti Ella, yang bisa menyaksikan karya-karya hebat seorang seniman saat orang lain belum tahu itu, saat karya-karya mereka masih baru, kontemporer.
Pernah saya berbincang dengan seorang teman, lewat diskusi level warung sentir, membahas bagaimana sih membedakan karya seni yang bagus dengan yang biasa-biasa saja. Seperti apakah pertunjukkan seni yang dianggap berkualitas. Dan (terus terang, ini pendapat awam, tanpa dilandasi teori tertentu) kita sampai pada kesimpulan, bahwa suatu pertunjukkan seni bisa dilihat kualitasnya jika mereka menawarkan kejutan-kejutan atau pun dengan merangsang permenungan... hehh... ribet nggak sih kalimatnya. Dan syarat itu pencapaian tersebut adalah novelty - kebaruan. Sekali lagi, hanya jika karya / pertunjukkan seni itu menawarkan hal-hal baru. Entah lewat teknik-teknik tema baru, presentasi baru, tema baru, langgam baru, dan seterusnya. Nah, disinilah keunggulannya kalau punya kesempatan untuk jadi saksi munculnya karya-karya baru (seperti Ella itu lho). Punya kesempatan untuk surprise, juga kesempatan untuk kontemplasi, saat satu karya baru muncul dan belum basi, kontemporer.
Baru saja saya mampir ke velasella. Dia baru saja main-main ke seattle art museum (sam), menyaksikan artis favourite-nya Frida Kahlo di special exibition mexican moderism. Tidak bisa dipungkiri, bahwa saya demikian tertinggal dalam updating pengetahuan tentang contemporary art. Banyak seniman yang saya "kenal" (dalam tanda kutib) justru setelah mereka sangat populer. Saya merindukan kesempatan seperti Ella, yang bisa menyaksikan karya-karya hebat seorang seniman saat orang lain belum tahu itu, saat karya-karya mereka masih baru, kontemporer.
Pernah saya berbincang dengan seorang teman, lewat diskusi level warung sentir, membahas bagaimana sih membedakan karya seni yang bagus dengan yang biasa-biasa saja. Seperti apakah pertunjukkan seni yang dianggap berkualitas. Dan (terus terang, ini pendapat awam, tanpa dilandasi teori tertentu) kita sampai pada kesimpulan, bahwa suatu pertunjukkan seni bisa dilihat kualitasnya jika mereka menawarkan kejutan-kejutan atau pun dengan merangsang permenungan... hehh... ribet nggak sih kalimatnya. Dan syarat itu pencapaian tersebut adalah novelty - kebaruan. Sekali lagi, hanya jika karya / pertunjukkan seni itu menawarkan hal-hal baru. Entah lewat teknik-teknik tema baru, presentasi baru, tema baru, langgam baru, dan seterusnya. Nah, disinilah keunggulannya kalau punya kesempatan untuk jadi saksi munculnya karya-karya baru (seperti Ella itu lho). Punya kesempatan untuk surprise, juga kesempatan untuk kontemplasi, saat satu karya baru muncul dan belum basi, kontemporer.