Friday, October 11, 2002

Nobel Ekonomi dan Perjalanan Karir

Kemarin, Akademi Sains Kerajaan Swedia mengumumkan Daniel Kahneman sebagai salah satu (dari dua) Pemenang Nobel Bidang Ekonomi 2002. Uniknya, dia mendapatkan anugerah ini karena berhasil mengembangkan teori yang menjelaskan fenomena kehidupan masyarakat modern. Teorinya berhasil menjelaskan irasionalitas yang terjadi pada masyarakat, termasuk yang saya lakukan tadi siang.

Ceritanya begini, beberapa ratus meter dari kantor saya di Thamrin, ada lokasi yang dikenal sebagai Sogo Jongkok atau "Ace Hardware" (dalam tanda kutib). Lokasinya di sekitar Menara BDN, merupakan tempat berkumpulnya ratusan pedagang kaki lima yang menjual berbagai keperluan rumah tangga dengan harga miring. Nah, teorinya si Daniel ini, (katanya) bisa menjelaskan mengapa orang bisa bermobil beberapa meter hanya untuk mendapatkan harga sekian sen lebih murah, dalam kondisi udara yang sanggat panas, jalan macet, polusi, dsb. Padahal saya juga sudah tahu kalau beberapa pedagang mematok harga yang justru lebih tinggi daripada di Glodog Electronic di Sarinah. Sehingga kalau dihitung lebih cermat, pengeluaran saya sebenarnya jauh lebih tinggi lagi.

Pemenang Nobel Ekonomi 2002 lainnya, Vernon L. Smith, juga punya latar belakang yang menarik. Bachelor Degree-nya ternyata Teknik Elektro. Tapi M.Art dan Ph.d.nya bidang ekonomi. (Dan ternyata si Daniel latar belakangnya adalah Sarjana Matematika, bukan Ekonomi). Mungkin saya juga bisa dapat Nobel (mimpi kali ye..). Nggak masalah kan kalau bidang kerja berbeda dengan latar belakang pendidikan. Biarpun saya (tadinya) Arsitek, yang kemudian kerja sebagai Product Development Specialist, yang kemudian dimutasi lagi sebagai Sales Executive..... he..he... Yang penting rajin mengamati perilaku teman dan tetangga saja. Kalau nggak bisa dapat Nobel, toh hasil pengamatan kita bisa dijadikan bahan gosip of the day...he..he...
Saya baru tahu (via Enda) kalau kita bisa masuk ke google dan cari tahu link apa saja yang conect ke weblog kita. Ketik saja:

link:www.nama blog kita.com
Jadi, kalau saya ingin tahu siapa saja yang ngelink ke blog saya:

link:widyamurdani.blogspot.com

Thursday, October 10, 2002

Si Enda ada ada saja... dapet dari mana sih...???
  • Wiedya is a hole-punch that swears! It is powered by a single hamster and destroys household pests.

  • Widyamurdani is a necklace that has been featured in Star Trek, destroys household pests and affixes to any flat surface.

  • Arsitektur is an electronic implant that catches spiders! It lasts forever and disposes of kitchen waste.

  • Stella Steshka is a robot that tracks its position with GPS and doesn't need oiling.

  • Nining is a stereo system that sticks to the skin!

  • Cibinong is a beermat that catches small fish! It sends and receives text messages.

  • Kerupuk is a trouser press that tracks its position with GPS and uses captured Martian technology.


Grin..... Mo dapet penjelasannya, akses saja ke The Prior-Art-O-Matic.

Wednesday, October 09, 2002

Kalau saya sedang merasa down, letih, lemah, dan tersingkirkan, Tuhan secara ajaib akan menguatkan saya lagi lewat berbagai hal.
Dulu, ketika masih tinggal di Cilandak, perjalanan pulang dari kantor harus ditempuh paling cepat 1.5 sampai 2 jam. Belum termasuk waktu yang dibutuhkan untuk menunggu bus lewat. Sampai di kos, rasanya sudah larut banget. Tapi sembari makan malam di warteg dekat kos, saya disentil lewat para petugas pengangkut sampah. Mereka harus bekerja malam hari, waktu di mana sebagian besar orang berkumpul dengan keluarganya. Mereka bekerja pada lingkungan yang bau serta tidak menyenangkan, di tempat yang tidak semua orang mau dan bisa berada di sana. Mereka bekerja di belakang layar, tidak tampak oleh kita, supaya besok kita bisa bangun pagi dengan segar karena lingkungan sudah bersih. Saat itulah saya akan merasa beruntung dan bersyukur karena sudah bisa sampai di rumah dengan selamat dan bisa segera beristirahat.
Sering juga saya merasa oke-oke saja, semua baik-baik saja. Tiba-tiba saya diingatkan mimpi-mimpi yang masih belum kesampaian. Seperti pagi ini, ketika saya mendengar Climb Ev'ry Mountain-nya The Sound of Music:

Climb ev'ry mountain
search high and low
follow ev'ry highway
ev'ry path you know.....

Climb ev'ry mountain
forth ev'ry stream
follow ev'ry rainbow
till you find your dream.....


Terus, bagian lain dari lagu ini akan mengingatkan saya pada spiritual path yang sedang saya tekuni, yang selalu bicara tentang unconditional love:

a dream that we need
(is) all the love you can give
ev'ry day of your life
for as long as you live.....




Dua istilah yang sering saya dengar sejak saya tertarik dunia spiritual adalah Unconditional Love dan Non Judgement. Hampir tiap web, brosur, maupun buku-buku spiritualitas menuliskan dua istilah tsb. Pagi ini, ketika melihat beberapa pengemis, makin terasa kalau sangat sulit untuk coba menerapkan dua hal tersebut. Belum-belum sudah jengkel dan kepikiran, "Ini pengemis asli atau bukan ya". Langsung teringat peristiwa beberapa tahun yang lalu, ketika masih kuliah di Yogya. Waktu mengerjakan tugas di kawasan Malioboro, sempat ngobrol dengan seorang pengemis yang sudah menjalankan "profesi"nya selama lebih dari 30 tahun. Dia punya rumah dan 7 orang anak yang semuanya berhasil selesai sekolah sampai SMA. Semuanya dibiayai dari kegiatan mengemis ini. Dan dia benar-benar tidak mau mencoba pekerjaan yang lain, bukan karena tidak bisa, tapi lebih karena ini pekerjaan 'gampang dan cepat'.
Kalau sudah begini, mau non judgement? Susah, susah banget deh menghilangkan rasa curiga. Apalagi sampai ke tahap menumbuhkan rasa empati. Mau unconditional love? Lebih susah lagi.
Tapi saya pernah dapat nasehat bagus. If you want to share the unconditional love, let's start within yourself. Fullfill yourself with unconditional love then share it with anybody else. Kenapa mesti dari diri sendiri sendiri dulu. Nah ini penjelasannya lain lagi. Next time lah ya...
Maunya sih nulis apa yang dilihat di Stat. Bojong Gede. Tapi kok isinya ngedumel melulu. Mungkin blognya perlu ganti nama, jadi Dumels of the day... Delete....delete.....delete.....

Tuesday, October 08, 2002

Banyak orang tidak sadar, kalau tindakan sekecil apapun dari diri kita bisa memberi pengaruh yang jauh lebih besar efeknya ke diri orang lain. Kalau saya, misalnya, malas menyalakan lampu sign kendaraan saya, bisa jadi berakibat kecelakaan pada orang lain. Bisa juga saya, hanya karena ingin ngobrol dengan seorang teman, bisa bikin macet jalanan, yang memang sudah tidak nyaman, sepanjang setengah kilometer.
Saya tidak tahu, mengapa kesadaran untuk peduli terhadap kepentingan orang lain susah sekali dibentuk. Apa karena kita memang tidak pernah dibiasakan berpikir beberapa langkah ke depan?
Saya pikir, yang terbaik dikerjakan saat kantor sedang low season, order tinggal sedikit, adalah mengasah dan membangun lagi kemampuan yang kita miliki (psst...serius amat). Bisa ikutan internal training, tapi ini juga jarang. Bisa mengasah kepiawaian bahasa asing kita, lewat web banyak juga yang gratis. Atau mengerjakan dan belajar sesuatu yang baru, misalnya dengan bikin-bikin webblog ini.
Komunitas blogger ternyata sangat tidak terbatas. Saya sih belum explore semua, tapi ada keasikan tersendiri saat kita create sesuatu dan...... jadi. Kenikmatannya hampir sama seperti waktu dulu masih bikin karya-karya arsitektur; punya ide, digambar, diulik, dibangun, ditempati... Wuiih... tidak ada yang menandingi rasa senang bila semua proses itu terlewati.
Tapi itu dulu, kesempatan yang ada di depan saya sudah tidak sama lagi. Dan saya sekarang harus mengerjakan apa yang sekarang bisa saya kerjakan. Mengerjakan yang terbaik yang jadi tanggung jawab saya. Sama seperti yang dikatakan oleh guru-guru spiritual dari jaman dulu: "being here and now".

Monday, October 07, 2002

Buat saya yang bermukim di Cibinong, cara termudah untuk ke kantor (di Thamrin, Jakarta) adalah menggunakan KRL. Sebenarnya, akses ke Jl. Raya Bogor dan juga tol Jagorawi juga mudah. Tapi bagi saya, KRL tetap punya keunggulan, misalnya:

  1. Cepat. Waktu tempuh ke Jakarta, dengan KRL ekonomi sekitar 60 menit. Sementara kalau naik Bodrex (Bodjong Gede Expresss), waktu tempuh (kalo lancar) 40 menit saja.

  2. Murah. Dengan tiket abonemen (KTB), untuk KRL ekonomi, kita cukup membayar Rp 38.000 per bulan!! Bila ingin abonemen KRL Express (Bogor-Jakarta Kota), cukup dengan Rp 300.000 saja. Dari Depok lebih murah lagi. Bandingkan pengeluaran jika harus bawa mobil sendiri: bensin, tol, parkir, servis, sopir pribadi (kalau ada). Pasti di atas 500 ribuan deh.

  3. Sehat. Jika anda naik KRL ekonomi, kaki anda anda akan terlatih untuk berdiri sekitar 1 jam. Pinggang anda juga akan menjadi kuat, karena dilatih untuk menahan tekanan penumpang di kanan kiri anda. Bahu anda akan sedikit lebih kekar, karena harus berpegangan agar tidak jatuh terdorong.

  4. Rendah polusi. Jelas lebih sehat karena pakai tenaga listrik dan anda tidak harus berdiri di pinggir jalan dan menghirup asap knalpot.

  5. Gaul. Anda akan bertemu dan kenal dengan orang-orang dari semua golongan, dari tukang sayur sampai dengan karyawan kantoran. Anda bahkan bisa bikin geng di kereta. Kalau beruntung, anda juga bisa dapat jodoh di sana.

  6. Full Music. Kalau naik KRL siang hari, anda pasti akan dihibur oleh kelompok-kelompok musik dengan peralatan yang lumayan lengkap. Mulai dari drum sampai gitar bass yang segede lemari. Yang seperti ini pasti susah ditemui di bis kota.

  7. Serba ada. Mo cari dan beli apa saja, di KRl ekonomi pasti ada. Dari peniti sampai buah. Dari hiasan rambut sampai perlengkapan handphone. Anda bisa dapatkan dengan harga super murah, sampai kita sendiri bingung, itu pedagang dapat untung dari mana ya?

  8. Masuk surga. Di KRl kita punya banyak kesempatan untuk beramal. Dari pengemis, pengamen, sampai ke pencopet. Adik saya, bahkan sudah 4 kali memberi handphone, cuma-cuma untuk para pencopet!!

  9. Berasa penting. Apalagi jika lewat perlintasan kereta api, di mana semua mobil, dari karoseri Magelang sampai yang built up, harus antri dan menunggu kita lewat.

  10. Multi tasking. Syarat buat survive di jaman milenium bo. Ya itu tadi, di KRL kita bisa pergi ke kantor sekaligus belanja, beramal, ndengerin musik, dan begaul dengan cewek cowok di sekeliling kita. Dalam kondisi tertentu, di KRL ekonomi kita bisa pulang ke rumah sambil mandi (baca: kehujanan).

Sunday, October 06, 2002

Cukup sulit juga untuk mulai menulis lagi. Apalagi setelah sekian tahun, kemampuan tulis menulis ini tidak diasah. Padahal, banyak sekali bahan-bahan yang sudah mengendap di kepala, yang jika tidak segera 'dikeluarkan' akan menambah beban otak (yang memang sudah banyak pikiran). Ujung-ujungnya, anggota keluarga yang lain bakal kena getahnya. Harus ikut mendengarkan tumpahan pikiran, yang di mata mereka sama artinya dengan 'ngedumel'.
Karena tidak dilatih, keluarnya 'pokok-pokok' pikiran dari kepala cenderung sangat tidak terstruktur, lompat sana-sini. Maunya sih berpikir lateral, tapi ini lebih ke kekurangmahiran membentuk sistematika kalimat.
Karena tidak dilatih, koleksi kosa kata juga rada garing. Pilihan kata yang diambil, rasanya malah membuat tulisan makin cengeng dan rada kemayu... :-)
Tapi, apapun memang harus dimulai. Mungkin anda sudah bosan dengar, tapi memang tidak ada kata terlambat untuk memulai.
/* ========google analytics===== =============================*/