Friday, November 01, 2002

Sigh... susah ya memperoleh senyum di kota besar ini ya.... Setiap kali berangkat ke kantor, yang terlihat adalah wajah-wajah yang lelah, tegang, marah, bingung, dan macam-macam raut kecemasan lainnya. Tapi dari sini, saya justru mengerti bahwa ternyata senyum tidak melulu dibaca dari bibir. Tapi, terbaca juga lewat mata dan tarikan otot di wajah seseorang. Juga terlihat dari gerak-gerik anggota badan lainnya. Dari sini, saya juga menemukan bahwa senyum dari bibir seseorang tidak selalu berarti keceriaan dan rasa gembira. Tapi juga bisa menggambarkan kegetiran, juga topeng untuk menutupi kecemasan diri.....
emmm .. tulisan ini belum rampung... tapi terlanjur di post... ntar kalo ada waktu di update lagi...
The Levels of Love

Pada usia sekarang ini, saya (entah mengapa) sering menerima 'request' dari beberapa teman untuk mencarikan pasangan buat mereka. Mereka umumnya merasa putus asa dalam fase pencarian ini, dengan berbagai alasan. Entah karena belum ada kecocokan, tidak ada waktu, kurang percaya diri, dan seterusnya, dan seterusnya. Mereka umumnya menyatakan, sulit sekali untuk menemukan cinta seperti yang didambakan

Hmm... sulit menemukan cinta? Ada banyak teori memang. Saya tidak bermaksud memberi tips 'mencari cinta'. Tidak pula bermaksud menggurui. Hanya ingin berbagi dengan apa yang saya alami selama ini, bagaimana 'fase-fase cinta' itu berkembang sejalan perjalanan hidup saya, sejalan dengan usia hubungan itu sendiri. Dan ternyata, semua tergantung pengertian dan persepsi diri sendiri tentang cinta itu, anda boleh setuju, boleh tidak setuju.

saya cinta KARENA.....
In my humble opinion, ini adalah level yang paling dasar (pendapat saya lho..). Ketika segala sesuatunya masih berdasarkan kenyamanan untuk diri sendiri, beorientasi ke diri sendiri, 'taking only' relationship. Tidak ada yang salah dengan prinsip ini, karena ini proses yang biasanya terjadi saat kita mulai akil balik. Saat referensi yang dimiliki baru sebatas penampakan fisik. Cinta karena dia yang saya idamkan itu cantik-ganteng, tinggi semampai-kekar, humoris-pintar, dan seterusnya. Karena service self oriented, maka segala kekurangan diri harus ditutupi. Dan segala kekurangan pasangan is not acceptable.

saya cinta WALAUPUN....
Satu step lebih maju, karena sudah mulai berdasar 'take and give' relationship. Biasanya, setelah hubungan yang cukup lama, kekurangan-kekurangan dari orang yang kita idamkan mulai terbuka. Dan setelah hubungan yang lebih lama ini, pengertian mulai timbul sehingga segala kekurangan bisa diterima. Walaupun si dia pemarah, walaupun dia pendek, walaupun sering ingkar janji, dan seterusnya. Pada fase ini, kelemahan diri pun bukan sesuatu yang aib untuk dibuka, karena kita mengharapkan pasangan juga menerima diri kita dengan kekurangannya.

saya cinta JUSTRU KARENA....
Naahh.... (aku kok demen banget sama 'nah' yang panjang ini yo?), ini advance punya... :-) Ini level yang baru bisa kita kerjakan saat semua rasa cinta yang kita berikan adalah unconditional love. Saat semua yang ada pada diri orang lain (termasuk kekurangannya) adalah justru yang membuat kita makin menghormatinya sebagai a unique being. Ketika segala kekurangan justru membuat kita makin yakin bahwa kitalah yang harus melengkapinya. Ketika kita tidak bisa lepas dari pasangan karena justru dia yang bisa mengisi kekurangan kita pula. Ketika hubungan, sudah berakar ke prinsip 'service to other relationship'.

Well, semua yang di atas itu cuma teori saya, bukan untuk bikin-bikin teori baru. Saya cuma berpikir, runyam juga ya kalau kita tidak berhasil masuk ke fase-fase yang lebih tinggi itu. Dan itu memang sulit sekali. Saya sih, sering terinspirasi dengan teori yang disampaikan teman saya, bahwa "everything is love" (thanks to John Armitage). Everything around you.... everything you see.... is love. Bener nggak sih?

Thursday, October 31, 2002

Asal-Usul

Asal-usul cerita (etimologi) dari beberapa ungkapan yang sering kita dengar / pakai (via Nanang):

Met Bobok
Jaman dulu di Inggris, matras untuk tidur biasanya diikat ujung-ujungnya dengan tali yang dikaitkan ke rangka tempat tidur. Ketika seseorang hendak berangkat tidur, maka tali tali tersebut ditarik sehingga matras menjadi lebih kencang, lebih 'firm' untuk tidur. Maka dari sinilah lahir ekspresi "Good night, sleep tight!".

Bulan Madu
Di masa Babylon 4000 tahun yang lalu, selama sebulan setelah acara pernikahan, ayah dari mempelai putri biasanya akan menyediakan sejenis minuman yang terbuat dari madu lebah. Dan karena mereka menggunakan kalender lunar sebagai sistem penanggalan, maka tenggang masa selama sebulan itu mereka sebut sebagai 'honeymoon'

Dipecat
Orang-orang Scotland pada awal milenium pertama mempunyai kesepakatan untuk mengusir orang yang kurang berkenan dari kampung mereka, dengan jalan membakar rumah orang tersebut tanpa memberikan peringatan sebelumnya. Dari sinilah lahir istilah "Get Fired" untuk orang yang dikeluarkan secara paksa dari organisasi.

F**CK YOU
Nah yang ini yang paling seru......, di zaman bahuela di Inggris sono seseorang tidak bisa berhubungan badan tanpa memiliki izin tertulis dari raja (kecuali kalau memang dia anggota keluarga kerajaan). Jadi jika seseorang ingin memiliki bayi, mereka akan pergi ke raja untuk meminta izin tertulis. Sang raja kemudian memberikan semacam kartu pass yang harus digantung di daun pintu kamar ketika mereka berhubungan badan. Kartu ini bertuliskan " FUCK " (Fornication Under Consent of the King). Repot amat ya....

Wednesday, October 30, 2002

Today's quote:
Sometimes it takes extreme measures to notice and appreciate the smallest things (via bluezfire)

Well, I am speechless to explain the above quote. So far I know, that we have to hear 'the smallest voice within' to measure the extreme things (thanks to Mystress Angelique).

Monday, October 28, 2002

Right Man on The Right Place

Cerita di bawah ini sudah sering beredar di internet. Hari ini, untuk kesekian kalinya, saya menerima cerita ini lagi. Dan seperti biasanya, saya mulai kepikiran lagi. :-)
You're right Grizz, we should start thinking about it... grin



A mother and a baby camels were lazing around, and suddenly the baby camel ask,
Baby : Mother, mother, can I ask you some question?
Mother: Sure! why son, is there something bothering you?
Baby : Why do camel have humps?
Mother: Well son, we are desert animals, we need the humps to store water and we are known to survive without water.
Baby : Okay, then why are our legs long and our feet rounded?
Mother: Son, obviously they are meant for walking in the desert. You know with these legs I can move around the desert better than anyone! Said the mother proudly.
Baby : Okay, then why are our eye lashes long? Sometimes it is bothering my sight.
Mother: My son, those long thick eye lashes are your protective cover. They help to protect your eyes from the desert sand and wind. Said mother camel with eyes brimming with pride.
Baby : I see. So the hump is to store water when we are in the desert, the legs are for walking through the desert and these eye lashes protects my eyes from the desert. Then what the hell are we doing here in the Zzzoo???

MORAL OF THE STORY IS "SKILLS, KNOWLEDGE, ABILITIES AND EXPERIENCES ARE ONLY USEFUL IF YOU ARE AT THE RIGHT PLACE"
Belajar pada si Belia

Bukan karena kemarin Hari Sumpah Pemuda saya menulis artikel ini. Tapi, saya yang pendatang baru di dunia weblog, sangat kagum pada banyak orang, yang pada usia sangat muda, sudah bisa membuat dan me-manage site mereka sendiri dengan sangat menarik. Minggu lalu, saya menemukan Amadhea, yang ternyata baru kelas 2 SMP. Coba tengok weblognya, yang sangat informatif dan enak untuk dilihat. Hari ini, saya menemukan Pokomochi. Webmaster-nya, baru berusia 11 tahun. Dan jangan salah, ia bukan anak dari negeri Sakura. Web ini milik Jesselyn, anak asli Indo yang sedang berdomisili di Australia. Walaupun web design-nya masih sederhana, dia juga cukup kreatif. bahkan punya site sendiri untuk anjingnya.

Seorang pakar IT, pernah bilang, bahwa teknologi masa depan sangat ditentukan oleh trend yang dibawa oleh anak-anak muda. Saya jadi ingat petuah orang tua dari negeri China, "Hormatilah orang yang usianya lebih muda dari kita. Karena, bisa jadi, saat mereka mencapai usia kita, mereka jauh lebih heebbaatt dari diri kita". Ayo.. ayo.. belajar dari anak-anak kita....!!

Sunday, October 27, 2002

Jiffest

Jika anda orang yang tinggal di Jabotabek, dan kebetulan punya kesempatan untuk menyaksikan salah satu film di Jiffest (Jakarta International Film Festival), maka anda adalah orang yang (dimata saya) sangaaaat beruntung. Tahun ini, adalah Jiffest yang ke-4 kalinya. Dari tahun ke tahun, saya melihat semakin banyak peserta yang berpartisipasi. Semakin banyak pula kategori dan acara yang ditawarkan. Semakin banyak pihak yang dilibatkan. Juga, semakin mahal pula harga tanda masuk...:-(

Dan dengan sangat menyesal, tahun ini saya tidak punya kesempatan untuk ikut menyaksikan festival ini. Saya kehilangan kesempatan untuk melihat ide-ide baru maupun lawas. Kehilangan kesempatan melihat 'kecerdasan' para peserta lewat tema-tema film yang sederhana namun sekaligus rumit. Kehilangan kesempatan untuk menikmati kekuatan 'versi audio visual' dari tradisi bertuturnya bangsa Iran. Tidak bisa melihat keraskepalanya Bollywood di tengah serbuan kapitalisme dan tema-tema Hollywood. Juga masih banyak lagi, yang tidak bisa dilihat di bioskop kita sehari-hari: tema alternatifnya Taiwan, kebahagiaan di tengah suramnya Eropa Timur. Seksinya Perancis, dan juga dokumentasinya Jepang. Saya, sebetulnya bukan penikmat ataupun kritikus yang paham sekali dunia perfilman. Tapi, asli... saya kehilangan satu kesempatan lagi untuk 'belajar'. BTW, mungkin saya sedang disuruh belajar di tempat lain dulu ya... :-)
/* ========google analytics===== =============================*/