Hening dan Doa
Pemerintah, telah menetapkan tanggal 15 November 2002 sebagai Hari Hening dan Doa Nasional. Masyarakat diimbau untuk mengheningkan cipta, mohon ampun atas kesalahannya, serta mendoakan korban tragedi kemanusiaan di Tanah Air sepanjang tahun 2002 dengan harapan agar masalah dan konflik yang dialami bangsa ini segera berakhir. Khusus untuk wilayah Bali, hening cipta dan berdoa dilaksanakan pada acara Pemarisudha Karipubhaya Tawur Agung, Tawur Gentuh, dan Pakelen di Legian, Kuta. (via Kompas)
Pagi ini, secara tak sengaja saya menemukan cuplikan yang berhubungan dengan peristiwa di atas. Dari aulia terkenal abad ini, Mother Theresa. Ujarnya, "Tuhan, bersahabat dengan diam. Kembang tumbuh tanpa kata dan bulan bergerak tanpa berisik." Hmm.... Hening.... saya seolah mendengar sesuatu yang universal di sini. Yang, IMHO, mungkin bisa menghapus semua perbedaan agama-agama di dunia.
Coba ingat, hening hadir saat kita tiba di satu satu titik di mana manusia tidak bisa mengungkapkan apapun kepada Sang Maha Tahu. Hening hadir, ketika bahasa apapun tidak bisa menjelaskan trauma-trauma yang berkecamuk di kepala kita. Hening, jadi hadir pada tempat yang mempersatukan Yang Maha Mulia dengan ciptaan-Nya. Moment tersebut hadir saat tafakur, saat kita mencapai samadhi. Orang Hindu mengenalnya sebagai sunyata, saat yang lebih mulia. Saat hening adalah saat doa, karena itu berarti kita membiarkan yang Maha Segalanya bekerja pada diri kita. Hening, menjadi moment kepasrahan pada Sang Khalik, yang berlaku untuk semua manusia, karena itu tidak bisa disamakan dengan "diam".
Sudah cukup banyak perdebatan dan analisa mengenai peristiwa di bali tersebut. Sudah cukup banyak orang yang dilibatkan dalam issue ini. Kalau kita bertanya, "Apa yang bisa kita lakukan?" Mungkin ini bisa saat yang tepat, untuk sejenak hening, dan mencoba untuk mengingat kembali bahwa kita semua adalah percikan terkecil dari ke-Illahi-an Sang Pencipta. Karena itu, kita semua sama.
Up date:
Saya sebenarnya mmmooouuummmmeet banget. Soalnya, harus menuliskan sesuatu yang susah untuk dijelaskan, dan mungkin tidak perlu untuk dijelaskan. Berasa sia-sia gak seh...... grin
Pemerintah, telah menetapkan tanggal 15 November 2002 sebagai Hari Hening dan Doa Nasional. Masyarakat diimbau untuk mengheningkan cipta, mohon ampun atas kesalahannya, serta mendoakan korban tragedi kemanusiaan di Tanah Air sepanjang tahun 2002 dengan harapan agar masalah dan konflik yang dialami bangsa ini segera berakhir. Khusus untuk wilayah Bali, hening cipta dan berdoa dilaksanakan pada acara Pemarisudha Karipubhaya Tawur Agung, Tawur Gentuh, dan Pakelen di Legian, Kuta. (via Kompas)
Pagi ini, secara tak sengaja saya menemukan cuplikan yang berhubungan dengan peristiwa di atas. Dari aulia terkenal abad ini, Mother Theresa. Ujarnya, "Tuhan, bersahabat dengan diam. Kembang tumbuh tanpa kata dan bulan bergerak tanpa berisik." Hmm.... Hening.... saya seolah mendengar sesuatu yang universal di sini. Yang, IMHO, mungkin bisa menghapus semua perbedaan agama-agama di dunia.
Coba ingat, hening hadir saat kita tiba di satu satu titik di mana manusia tidak bisa mengungkapkan apapun kepada Sang Maha Tahu. Hening hadir, ketika bahasa apapun tidak bisa menjelaskan trauma-trauma yang berkecamuk di kepala kita. Hening, jadi hadir pada tempat yang mempersatukan Yang Maha Mulia dengan ciptaan-Nya. Moment tersebut hadir saat tafakur, saat kita mencapai samadhi. Orang Hindu mengenalnya sebagai sunyata, saat yang lebih mulia. Saat hening adalah saat doa, karena itu berarti kita membiarkan yang Maha Segalanya bekerja pada diri kita. Hening, menjadi moment kepasrahan pada Sang Khalik, yang berlaku untuk semua manusia, karena itu tidak bisa disamakan dengan "diam".
Sudah cukup banyak perdebatan dan analisa mengenai peristiwa di bali tersebut. Sudah cukup banyak orang yang dilibatkan dalam issue ini. Kalau kita bertanya, "Apa yang bisa kita lakukan?" Mungkin ini bisa saat yang tepat, untuk sejenak hening, dan mencoba untuk mengingat kembali bahwa kita semua adalah percikan terkecil dari ke-Illahi-an Sang Pencipta. Karena itu, kita semua sama.
Up date:
Saya sebenarnya mmmooouuummmmeet banget. Soalnya, harus menuliskan sesuatu yang susah untuk dijelaskan, dan mungkin tidak perlu untuk dijelaskan. Berasa sia-sia gak seh...... grin